Manajemen Tanaman Sehat (MTS) Jawa Timur

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) sudah dilaksanakan mulai tahun 1989 dan telah disosialisasikan dan diterapkan di petani. Seiring berjalannya waktu PHT dianggap belum bisa menyelesaikan permasalahan yang ada dalam berbudidaya tanaman karena dianggap tidak bisa mengamankan produksi atau perannya tidak jelas, dianggap masih merupakan teori, masih dianggap sekolah lapangan yang artinya belajar boleh salah dan dianggap sebagai program pemberdayaan kualitas SDM saja. Selain itu model penerapan PHT yang dikembangkan selama ini dianggap tidak populer. Adanya ketidak mampuan petani dalam menerapkan PHT untuk mengungguli praktek pertanian konvensional muncul banyak model penerapan PHT. Model penerapan PHT bisa berkembang menyesuaikan pada situasi dan kondisi, tetapi tetap merujuk pada konsep dan strategi PHT.

Di Jawa Timur, dikembangkan sebuah model penerapan PHT yaitu Manajemen Tanaman Sehat (MTS) dengan multistrategi. MTS didefinisikan sebagai pengelolaan agroekosistem dalam suatu kawasan/hamparan dengan pendekatan yang terrencana, komprehensif, integral dan berkelanjutan yang meliputi semua aspek baik ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Tiga (3) Pilar Utama dalam MTS adalah (1.) Pengelolaan Agroekosistem dengan multistrategi, (2.) Peningkatan Kapasitas SDM, (3.) Desa Sebagai Pusat Aktivitas Kelompok Tani (PKPM) dan Kedaulatan Pangan Mandiri.  MTS adalah suatu strategi untuk dapat menciptakan ekosistem pertanian yang sehat dan tahan terhadap resiko serangan OPT, dapat meningkatan produksi dan produktivitas pada taraf tinggi stabil, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta menciptakan petani-petani yang handal dalam menyelesaikan permasalahan di lahannya sendiri.  Petani dan unsur kelembagaan utama yang terlibat, berperan sebagai Subyek dalam sistem MTS itu sendiri, sedangkan obyeknya adalah Agroekosistem yang mereka kelola dan Desa berperan sebagai pusat data dan pengelolaan informasi dari hulu sampai dengan hilir.  Penerapan MTS di Lamongan dan Probolinggo Jawa Timur berkontribusi pada petumbuhan tanaman menjadi sehat, OPT berada pada aras yang tidak merugikan, keanekaragaman hayati meningkat di hamparan, produktivitas dan produksi terjaga pada taraf tinggi serta meningkatkan pendapatan petani. Dengan penerapan MTS dapat menjadi layanan agroekosistem bernuansa ekologis, kelayakan ekonomi, sosial budaya, meningkatkan kualitas hidup, menjaga kelestarian SDA sehingga menjadi better environment, better farming, better living yang berkelanjutan. sks

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top