Jawa Timur merupakan provinsi penyangga pangan nasional baik tanaman pangan maupun hortikultura. Salah satu andalan komoditas hortikultura di Jawa Timur adalah bawang merah. Produksi bawang merah di Jawa Timur Tahun 2023 adalah sebesar 484,67 ribu ton meningkat 1,31% dibandingkan tahun 2022 dan memberikan kontribusi terhadap produksi nasional sebesar 24,58%.
Salah satu kendala dalam produksi bawang merah adalah adanya gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan penyakit tanaman. Sampai saat ini, petani masih mengutamakan pemakaian bahan-bahan kimia untuk mengendalikan serangan OPT pada bawang merah. Oleh karena itu, pada tahun 2024 Kegiatan Manajemen Tanaman Sehat (MTS) di fokuskan pada komoditas bawang merah yang ditempatkan di sentra bawang merah di kabupaten Nganjuk tepatnya di Gapoktan Luru Luhur Desa Sukorejo Kecamatan Rejoso.
Secara umum penyelenggaraan MTS ini, mengimplementasikan tersosialisasinya budidaya tanaman sesuai dengan prinsip Pengelolaan Hama Terpadu (PHT); berfungsinya kelembagaan PHT; pelaksanaannya mendukung kedaulatan pangan mandiri di desa.
Tanggal 13 Juni 2024 dilakukan Gerakan tanaman bersama guna mengawali kegiatan MTS. Kegiatan ini dihadiri oleh Plt. Asisten perekonomian dan pembangunan setdaprov Jatim Ir. Joko Irianto, M.Si, Kepala Dinas Pertanian dan KP Prov Jatim Ir. Dydik Rudy Prasetya, MMA, Plh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk Ir. Judi Ernanto, SP. MM, Pimpinan Bank Indonesia KPW Kediri M. Choirur Rofiq, Sekcam Nganjuk, perwakilan Kapolsek Rejoso AIPTU Agung Subekti, Danramil Lettu Jamin, Plt. Kepala Desa Sukorejo, Kabid horti Dinas Pertanian dan KP Prov Jatim dan Ka UPT Benih Hortikultura.
Setelah dilaksanakan tanam Bersama juga dilaksanakan dialog interaktif untuk mengedukasi mengenai budidaya bawang merah yang ramah lingkungan dan mempu berproduksi dalam taraf tinggi. Dalam kesempatan ini kepala Dinas Pertanian dan KP Provinsi Jawa Timur memberikan arahan untuk peningkatan produksi bawang merah dengan penerapan MTS. “ kendala dalam budidaya bawang merah salah satunya adanya serangan hama dan penyakit, dengan penerapaan MTS ini diharapkan dapat meminimalisir kehilangan hasil akibat serangan hama dan penyakit dan dapat berproduksi pada taraf tinggi” ujarnya.
Ketua gapoktan Luru Luhur, Akad menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan MTS bisa memberikan kontribusi terhadap petani dengan mengedukasi petani berbudidaya tanaman bawang merah secara ramah lingkungan dan aman dikonsumsi.
Dukungan dari stake holder terkait penting guna mendukung terlaksanakan kegiatan ini. Selain itu Manajemen Tanaman Sehat, yang penerapannnya berskala luas, dapat menjadi salah satu alternatif mendukung Kebijakan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan maupun Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan. Selain hal tersebut, mempertimbangkan hamparan pertanian di lokasi MTS terkonstruksi dengan pendekatan social budaya dan kultur di dalam masyarakat sekitar. (ProteksiNganjuk)