Kesehatan tanaman berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas hasil panen. Namun demikian, seringkali tanaman mengalami gangguan penyakit yang disebabkan oleh berbagai factor baik itu disebabkan oleh pathogen maupun non pathogen/fisiologis. Terjadinya gangguan terhadap tanaman yang disebabkan oleh pathogen atau non pathogen menyebabkan terganggunya proses fisiologis tanaman sehingga proses metabolisme tanaman tidak dapat berjalan sesuai fungsinya secara normal serta menghambat pertumbuhan tanaman.
Secara umum, penyakit tanaman dibedakan menjadi 2 kategori utama berdasarkan penyebabnya yaitu :
- Penyakit infeksius
Penyakit infeksius disebabkan oleh pathogen seperti cendawan, bakteri riketsia, mikoplasma, virus, viroid, ganggang, nematoda, benalu dan mikroorganisme lain
- Penyakit Non infeksius/fisiologis
Penyakit non infeksius dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti defisiensi hara, cekaman pindah tanam, kelainan genetik atau kekeringan dan kebakaran.
Gejala penyakit tanaman akibat pathogen dan fisiologis seringkali hampir sama bahkan apabila tidak terbiasa akan kesulitan untuk mengidentifikasi. Beberapa contoh gejala penyakit infeksius dan non infeksius pada tanaman tomat.
Penyakit Infeksius
Penyakit Antraknose Penyebab : Colletotricum coccodes
Gejala :
Terdapat bercak kecil namun berair, bercak tersebut berbentuk bulat dan cekung yang semakin melebar, warnanya coklat, semakin lama berbentuk lingkaran yang berpusat pada satu titik dan warnyanya semakin menghitam. Terdapat bercak ungu di dekat tangkai pada pangkal buah
Gejala Khas : bercak konsentris pada bagian buah
Penyakit Fisiologis
Penyakit Blossom Root (Busuk Pantat)
Penyebab : Kekurangan unsur hara Kalsium (Ca)
Gejala :
Gejala awal penyakit busuk pantat tomat ditandai dengan adanya bercak berwarna hijau muda, kemudian menjadi coklat dan hitam pada saat buah matang
Gejala Khas : bercak tidak beraturan di ujung buah/bagian bawah buah.
Penyakit Infeksius
Penyakit Virus TICV (Tomato infectious chlorosis virus)
Penyebab : Virus TICV (Tomato infectious chlorosis virus)
Gejala : Gejala awal daun klorosis interveinal yaitu menguning di antara tulang daun (interveinal yellowing). Pada perkembangan selanjutnya daun-daun menjadi rapuh (leaf brittleness), mengalami nekrotik pada beberapa bagian dan warna bagian yang nekrotik menjadi merah keunguan (bronzing)
Gejala Khas : Tulang daun tetap hijau meskipun bagian daun klorosis dan serangan spot – spot. Apabila diberikan pupuk intensitas serangan tetap
Penyakit Fisiologis
Penyakit Defisiensi unsur Mg. Penyebab : Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)
Gejala :
daun tua mengalami klorosis (berubah warna dari hijau menjadi kuning) tetapi urat daun (leaf veins) tetap hijau.
Gejala parah maka klorosis akan berubah menjadi nekrosis (sel mati) dan akan berkembang dari daun tua menuju ke daun muda
Gejala Khas :
Serangan merata di satu tempat. Apabila diberikan pupuk Mg tanaman akan sembuh
Penyakit Infeksius
Penyakit Bercak Daun
Penyebab : Alternaria sp
Gejala :
Timbulnya bercak kecil di daun-daun bagian bawah, kemudian berkembang dengan diameter mencapai ± 15 mm.
Warna bercak coklat dengan lingkaran-lingkaran sepusat
Gejala Khas :
Terdapat bercak bulatan seperti pola mata sapi dan nekrosis
Penyakit Fisiologis
Penyakit Kekurangan Unsur Zn
Penyebab : Defisiensi Zinc
Gejala :
daun tua mengalami klorosis (berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan seperti daun tua. Gejala parah maka klorosis akan berubah menjadi nekrosis (sel mati) dan akan berkembang dari daun tua menuju ke daun muda
Gejala Khas :
Tidak ada pola bulatan pada daun yang klorosis
Penyakit Infeksius
Penyakit Keriting daun
Penyebab : Gemini Virus (Begomovirus)
Gejala :
Klorosis pada anak tulang daun dan ukuran daun menjadi kecil dan mengeriting. Daun muda mengeriting dan terkadang menebal. Distribusi serangan terkumpul. Terdapat populasi vector di tanaman (kutu kebul)
Gejala Khas :
Klorosis dekat tulang daun
Penyakit Fisiologis
Penyebab :
herbisida fenoksi seperti 2,4-D dan dicamba.
Gejala :
distorsi pertumbuhan baru yang terjadi setelah terpapar herbisida. Daun muda tidak mengembang sempurna, sempit dan runcing, serta cenderung melengkung ke bawah. Batangnya bengkok, bisa pecah, dan menjadi rapuh.
Gejala Khas :
Kerusakan seragam dan hanya tanaman yang terpapar herbisida
Penyakit infeksius yang disebabkan oleh patogen bersifat menular, sedangkan penyakit non infeksius / fisiologis muncul karena ketidakseimbangan kondisi eksternal. Dengan memahami keduanya, para petani dapat lebih efektif dalam menangani masalah kesehatan tanaman dan meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan.
implikasi dari memahami perbedaan antara penyakit infeksius akibat pathogen dan fisiologis membantu:
- Diagnosis Tepat: Tanaman yang layu bisa disebabkan oleh kekurangan air (fisiologis) atau serangan bakteri (patogen). Keduanya memerlukan penanganan berbeda.
- Pengendalian Efektif: Penyakit patogen memerlukan fungisida atau bakterisida, sementara penyakit fisiologis memerlukan perbaikan lingkungan seperti pemberian pupuk atau irigasi.
- Efisiensi Biaya: Pengenalan dini dan pengendalian yang tepat mengurangi penggunaan pestisida yang tidak diperlukan, menjaga lingkungan, dan menurunkan biaya produksi.
Pemahaman tentang perbedaan antara penyakit karena pathogen dan fisiologis menjadi sangat krusial guna menentukan strategi pengendalian yang tepat.Dengan mengenali jenis penyakit, petani dapat memilih metode pengendalian yang tepat untuk menjaga kesehatan tanaman. Proteksi_sts.