Melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur digandeng Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Jawa Timur dalam membasmi hama tikus di lapangan. Hama ini menjadi persoalan tersendiri bagi petani, sehingga saat musim kemarau jangan sampai petani mengeluh soal hama.
Kelompok tani di bawah PW LPPNU Jawa Timur sering mengeluh soal hama. Sebagian mereka belum disentuh program pemerintah, apalagi pada musim kemarau yang akan datang. Dan pendampingan yang dilakukan selama ini bersifat mandiri.
“Kita lebih koordinasi intens dengan para petani untuk terus memberi support kepada kelompok tani,” kata Ghufron A Yani, Senin (24/8).
Penjelasan disampaikan Ketua PW LPPNU Jawa Timur tersebut saat melakukan rapat koordinasi dengan dinas terkait yakni Unit Pelaksana Teknis atau UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (Perlinta) Jawa Timur.
Di depan peserta rapat, Yani mengatakan pertanian satu-satunya harapan pemerintah di sektor ekonomi di tengah pandemi seperti saat ini. Jangan sampai panen yang sudah didagang-gang akhirnya rontok karena hama. Apalagi kondisinya, di tringkatan provinsi tidak tahu kondisi di lapangan bila tidak dilaporkan dari bawah.
“Maka dari itu, NU yang masyoritas ada di pedesaan mengajak pemerintah bersama-sama turun ke lapangan untuk membasmi hama,” ungkap Yani.
Untuk meningkatkan kerja sama itu, UPT Perlinta Jawa Timur bersama LPPNU Jawa Timur akan menggelar Gerakan Pengendalian Hama (Gerdal) yang akan dilaksanakan Kamis (27/8) di Desa Turi Lamongan.
Sebagai langkah awal kepedulian pemerintah kepada kelompok tani di bawah PW LPPNU Jatim ini bisa meningkatkan gerakan bersama untuk kebaikan petani.
“Dimulai dengan kegiatan ini, kami meminta kepada para petani atau kelompok tani selalu aktif membuka ruang komunikasi dengah dinas terkait. Jika ada kendala atau problem komunikasi maka kami siap memfasilitasi itu,” ungkap alumnus Pesantren Kranji Lamongan ini.
Dengan kerja sama ini, Yani optimis kesuksesan lumbung pangan pada 2045 bisa dikawal dari Jawa Timur dengan kerja sama lintas sektoral.
Dijelaskannya bahwa pengendalian hama aktif berkolaborasi dengan Pengamat Orgasme Pengganggu Tumbuhan atau POPT, Balai Penyeluh Pertanian yakn i BPP. Juga melibatkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL).
“Semuanya itu kami minta terus dilakukan koordinasi,” tegas Yani.
Apa yang digagas ini disambut positif Hj Irita Rahayu Aryati selaku Kepala UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur.
Bahwa UPT setempat memiliki petugas terbatas di setiap titik, yang seharusnya satu kecamatan satu petugas. Karena kurangnya petugas, maka dalam kenyataannya menjadi satu petugas mengurusi dua dan tiga kecamatan. Hal tersebut tentu saja menyulitkan dan tidak efektif.
“Dengan menggandeng PW LPPNU Jatim yang memiliki kelompok tani hingga di tingkat desa, kami sangat menyambut positif. Ini bisa meningkatkan petugas kami di bawah,” tegasnya.
Surabaya, NU Online Jatim. Kontributor: Rof Maulana