Salah satu hama utama pada tanaman padi adalah tikus. Serangan hama tikus dapat menyebabkan kerugian secara ekonomis karena menurunkan hasil produksi apalagi sampai menimbulkan puso atau gagal panen. Pengendalian hama tikus telah banyak dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu pengendalian hama tikus yang dinilai cukup efektif, murah dan efisien adalah dengan menggunakan musuh alaminya yaitu burung hantu. Burung hantu yang digunakan dalam pengendalian hama tikus adalah dari jenis Tyto alba.
Pengendalian dengan menggunakan burung hantu jenis Tyto alba dirasa efektif karena memiliki daya predasi tinggi, makanan utamanya tikus dan memiliki kemampuan mendeteksi mangsa dari jarak jauh, menyergap tanpa suara dan memiliki pendengaran yang sangat tajam. Dinilai dari segi ekonomis penggunaan burung hantu lebih hemat biaya dan tenaga dibandingkan dengan menggunakan racun atau rodentisida dan aman untuk lingkungan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur bersama Kepala UPT Proteksi TPH, Camat dan Polsek setempat menghadiri
kegiatan pemasangan rumah burung hantu (Rubuha) pada Kelompok Tani Mukti Tani Desa Karangmojo, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. Kegiatan ini merupakan bentuk stimulan dan diharapkan dapat berkembang di kelompok lainnya karena burung hantu merupakan musuh alami dari hama tikus. Petani yang biasa menggunakan setrum untuk pengendalian hama tikus bisa beralih pada cara pengendalian yang lebih aman dan efisien dengan pemasangan rubuha.
Kepala Dinas Pertanian dan KP Prov Jatim mengatakan “dengan pencanangan pemasangan rubuha diharapkan juga dilakukan pemasangan di tempat lain dan pengendalian tikus bisa beralih menggunakan burung hantu dibandingkan dengan menggunakan setrum karena dinilai cukup efisien baik terhadap pembiayaan dan lainnya” .
Hal ini menjadikan motivasi untuk daerah lainnya dalam pengendalian hama tikus dengan menggunakan musuh alami dan tidak melakukan perburuan liar pada burung hantu. sts
